Merdeka.com – Bercocok tanam dengan sistem hidroponik belakangan dipilih masyarakat mengusir kebosanan saat di rumah saja selama Pandemi Covid-19. Selain tidak memerlukan media tanah, peluang bisnis juga terbuka dari tanaman hidroponik.
Berkaca dari itu PT Pertamina Training & Consulting menggandeng Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) menggelar pelatihan hidroponik bagi masyarakat wilayah Jabodetabek dengan kriteria ekonomi terdampak Covid-19, kelompok ibu rumah tangga, disabilitas yang tidak memiliki pekerjaan, putus hubungan kerja, eks warga pemasyarakatan (lapas), pemuda putus sekolah, dan keluarga pra sejahtera.
Ast. Manager Corporate Communication & CSR PT Pertamina Training & Consulting Olivia Steffinda Lasut mengatakan pelatihan guna membekali masyarakat mencapai kemandirian ekonomi keluarga dengan berwirausaha. Pelatihan hidroponik dipilih sebagai salah satu pelatihan kewirausahaan sosial sebagai salah satu implementasi pemanfaatan lahan sempit sebagai pertanian perkotaan dan sebagai upaya pengurangan emisi karbon rumah tangga dan lingkungan sekitar.
Ia mengatakan sebanyak 17 orang terpilih sebagai peserta melalui serangkaian proses seleksi. “Para peserta hidroponik daring mendapatkan peralatan media tanam sebagai bentuk praktikum langsung dan dipantau secara terus-menerus hingga masa panen. Adapun tanaman hidroponik yang disemai adalah benih sawi, selada, kangkung, dan bayam,” katanya, Kamis (14/10).
Ia menambahkan pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun begitu menampar seluruh sektor. Bahkan, psikologi warga turut terguncang. Diharapkan dengan pelatihan hidroponik, warga bisa menularkan ilmu yang telah diberikan sehingga penghijauan di tiap permukiman tercipta.
Dalam rangkaian program ini, PTC dan YIIM telah menyalurkan instalasi media tanam hidroponik dan bibit sayuran kepada masyarakat binaan Sanggar Daya Kemanusiaan sebanyak 5 unit instalasi. Kemudian tahap selanjutnya akan disalurkan masing-masing 5 instalasi dan bibit untuk 4 komunitas lainnya yaitu komunitas taman baca warga desa Rumpin Bogor, komunitas anak jalanan binaan Yayasan Bina Anak Pertiwi – Pasar Minggu, Yayasan Difabel Mandiri Indonesia dan komunitas warga pra sejahtera binaan Rumah Kreatif Generasi Masa Depan di Ciputat. Serta masing masing 5 instalasi dan bibit sayuran untuk 3 peserta umum perorangan di luar komunitas yang terpilih menerima bantuan.
Sehingga total akan ada 40 bantuan instalasi media tanam hidroponik untuk 5 komunitas yang akan diserahkan oleh PTC dan YIIM sebagai bantuan infrastruktur modal usaha menanam sayuran sehat. Kelima komunitas tersebut telah mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dan praktik menanam sayuran sehat hidroponik.
Pelatihan metode hidroponik akan menumbuhkan hobi yang positif dan produktif. Kedepannya, pelatihan hidroponik ini akan diterapkan secara berkelanjutan yang berdampak kepada hasil yang tidak hanya selesai pada masa penanaman dan panen, selanjutnya akan dimulai pembentukan UMKM binaan dengan diversifikasi produk olahan hidroponik hingga souvenir hidroponik dengan pangsa pasar lokal dan e-commerce.
Pelaku Hidroponik
Tak ingin berdiam diri selama pandemi covid-19, Sofyan bersama keenam temannya mencari cara agar produktif. Tujuannya agar mereka bisa tetap menghasilkan sesuatu meski di tengah kondisi sulit.
Tak lama, sebuah ide pun muncul di benak para jemaah Masjid Baitussalam Jakarta Barat ini. Karena banyaknya orang menganggur, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) akhirnya dibentuk. Mereka kemudian mengajak warga Berani Berubah dengan bertani menggunakan sistem hidroponik.
“MB Farm dimulai awal pandemi, kurang lebih bulan Maret 2020 terbentuk MB Farm. Kita para petani didukung Ketua DKM membuat sistem hidroponik yang berada di rooftop Masjid Baitussalam,” jelas Sofyan kepada Tim Berani Berubah.
“Awalnya sih enggak ada ilmu enggak ada apa, kita belajar secara manual dari Youtube, dari media-media, dari sharing teman, gitu aja sih,” lanjutnya.
Sofyan sendiri bertindak sebagai Ketua Kelompok Masjid Baitussalam Farm. Dia mengatur para petani yang jumlahnya 15 orang untuk bergantian merawat tanaman hidroponik. Mereka pun bisa memanen hingga 30 kilogram.
Namun, bukan hanya untuk menambah pendapatan, tapi juga untuk mengisi waktu. Sofyan dan teman-temannya bersama mewujudkan ide ini agar jemaah masjid punya kegiatan untuk menyibukkan diri.
“Ya salah satu manfaatnya kita cari pengalaman, cari ilmu jemaah untuk bisnis hidroponik, untuk pemberdayaan hidroponik. Jadi salah satu manfaatnya juga hasil dari ini kita untuk nyumbang masjid,” tutur dia. [rhm]