Nalarendra Widiatna (20 Tahun) atau biasa disapa Nala merupakan salah satu alumni pelatihan Barbershop di tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Republik Indonesia (LPSK RI). Nala merupakan anak terakhir dari 2 (dua) bersaudara dan tinggal di Kota Solo, kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Ia juga seorang kepala keluarga dengan 1 (satu) anak.
Program ini merupakan perwujudan dari komitmen LPSK RI dengan menggandeng YIIM dalam rangka program psikososial bagi korban dan saksi yang menjadi terlindung LPSK sesuai mandat Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Selain itu, program psikososial juga selaras dengan pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) khususnya SDGs Nomor 1 tentang pengakhiran kemiskinan dan SDGs Nomor 2 tentang pengakhiran kelaparan.
Sebelumnya, Nala sehari-hari bekerja di toko listrik di kawasan Ngemplak, Kota Solo. Nala merupakan anak kedua dari dua bersaudara, namun ayah dan ibu sudah tiada. Ia mengakui bahwa hidupnya memang cukup sulit. Nala ditinggal oleh ayahnya waktu Nala usia 8 bulan baru lahir. Sedangkan ibu baru meninggal pada tahun 2020 karena sakit asam lambung komplikasi hingga ke organ dalam, tepat sebulan sebelum Nala lahir. Nala yang baru menikah pada tahun 2019 sekarang hidup dirumah kontrakan bersama anak dan istri. Sementara kakak laki-laki Nala tinggal mandiri.
Sebelum mengikuti pelatihan Barbershop, ia juga bercerita dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehar-hari mengalami kesulitan. Pernah setelah menikah ia selama lima bulan lebih tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, padahal kondisi masih mengontrak rumah dan punya bayi. Segala upaya sudah dilakukan salah satunya kolega dan saudara Nala membantu mencarikan pekerjaan tapi belum juga dapat.
Hingga akhirnya lewat Winarso atau biasa disapa dengan sebutan mbah Narso, yang merupakan pimpinan komunitas korban dampingan dari LPSK RI, ia memperoleh informasi dan ajakan untuk mengikuti pelatihan Barbershop yang diadakan oleh YIIM dan LPSK. awalnya Nala kenal Mbah Narso dari komunitas korban tindak pidana sejak sang neneknya meninggal, perjuangan diteruskan ke ibu, dan hingga sekarang Nala yang melanjutkan untuk memperjuangkan hak-hak komunitas korban.
Menemukan Kesempatan dan Peluang Baru untuk bekembang
Pelatihan barbershop dilaksanakan selama tiga hari di Solo pelatihan barbershop ini dilatih oleh Pelatih bernama oleh Ageng Patmoko yang juga alumni pelatihan barbershop binaan YIIM. Setelah mendapatkan pelatihan Barbershop dari YIIM, dampaknya sangat terasa. Ia merasa jadi terbuka peluang dan mendapatkan keterampilan skill untuk memulai peluang usaha dibidang barbershop.
Pasca mengikuti pelatihan, Ia jadikan skill memotong rambut menjadi usaha sampingan. Nala memulai usahanya dengan melakukan potong rambut panggilan secara online melalui aplikasi Whatshapp, bermodal alat seadanya hasil dari bantuan yang diberikan LPSK RI. Bantuan yang diberikan antara lain 1 set alat potong rambut terdiri dari alat trimmer beserta sepatu, kap (penutup badan pelanggan), penjepit rambut, gunting sasak dan potong, sisir, sikat pembersih.
Ia memanfaatkan jaringan pertemanannya untuk mendapatkan pelanggan. Salah satunya dengan akses keanggotaan di organisasi pencak silat, ia sering diminta mencukur botak. Kalau ditotal dari organisasi pencak silat itu saja ia sudah mencukur hingga kurang lebih 50 orang. Belum sisanya dari warga yang sering minta jasa dia untuk mencukur rambut panggilan. Dalam seminggu ia mendapatkan penghasilan tambahan dari potong rambut berkisar Rp. 150.000 hingga Rp. 200.000 sehingga rata-rata sebulan Rp. 600.000. Diluar gaji dari bekerja di toko listrik yang ia dapatkan sebesar Rp 1.800.000 dalam sebulan. Namun, ia mengakui bahwa pendapatan tersebut belum mampu untuk mencukupi kebutuhan dasar dirinya dan keluarga. Ia juga sering menolak pelanggan karena sambil kerja.
Ke depan harapan Nala dapat membuka kios barbershopnya sendiri.Ia berharap ingin sekali membuka usaha barbershop di daerah Mojosongo, Kota Solo yang tidak jauh dari rumahnya. Selain itu ia juga sangat ingin meningkatkan skill barbershop lain seperti colouring dan tatto rambut. Sembari berupaya mencari akses permodalan, dirinya juga terus memasarkan jasa potong rambut.
Salam Inspirasi