Peringatan World Clean Up Day yang jatuh pada tanggal 21 September 2019 lalu menjadi penanda pentingnya kebersihan lingkungan, terutama kawasan pantai dan laut.
Laut yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan, mulai dari cadangan oksigen atau blue carbon, sumber kehidupan hingga potensi pariwisata diungkapkan Direktur Program dan Kelembagaan Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM), Dewi Astari harus dijaga dari ancaman polusi dan sampah saat ini.
Dewi Astari mengatakan, sekitar 70 persen dari permukaan bumi merupakan lautan. Saat ini laut di seluruh dunia tercemar oleh sampah terutama plastik. “Hal ini merupakan masalah yang menjadi fokus banyak khalayak dunia dan jika dibiarkan dapat merusak ekosistem serta kehidupan laut,” ungkap Dewi ditemui di kantornya, Jalan Wijaya 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (30/9/2019).
Tidak terkecuali di Pulau Tunda yang merupakan salah satu pulau wisata sekaligus kawasan konservasi laut di Provinsi Banten.
Lewat dukungan Insight Invesments Management, Pemerintah Provinsi Banten serya Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi), pihaknya menggelar acara World Clean Up Day di Pulau Tunda pada tanggal 21 September 2019 lalu.
Acara bertajuk ‘Lestari Lautku, Lestari Bumiku’ itu diungkapkan Dewi dimulai dengan penyambutan tamu undangan di dermaga Pulau Tunda oleh penampilan marching band dari anak-anak Sekolah Terpadu Pulau Tunda.
Dalam kesempatan tersebut, YIIM menyampaikan pengurangan penggunaan plastik dengan membagikan sedotan stainless steel dan ecobag (tas daur ulang) sebagai merchandise.
Selanjutnya, acara diramaikan dengan penampilan tarian tradisional oleh siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terpadu Pulau Tunda dan qasidah para ibu PKK Pulau Tunda.
Selain itu, turut digelar lomba kerajinan hasil daur ulang sampah serta penjualan produk masyarakat lokal seperti bonsai, kerajinan kerang, keripik sukun dan Kerupuk Ikan Kriuk Instan (KIKI).
“Ada juga booth binaan kami, Kopi Inspirasi yang bisa dinikmati gratis dan juga pangkas rambut gratis bagi masyarakat setempat oleh barberman hasil pelatihan pangkas rambut oleh YIIM,” ungkapnya.
Tidak hanya sebatas pameran, kegiatan juga diisi dengan literasi bagi anak-anak Pulau Tunda, berupa dongeng anak oleh tim CT Arsa Foundation dan acara bersih-bersih pantai, termasuk penanaman terumbu karang dengan mengaplikasikan metode baru yaitu Clay Artificial Reef System (Clarys).
Metode konservasi terumbu karang yang digagas oleh Yayasan Terangi itu katanya menggunakan tanah liat sebagai bahan utama pembuatan media tanam bibit karang. Sehingga lebih ramah lingkungan ketimbang menggunakan coran semen.
“Ada juga acara sharing session antara masyarakat dengan pemerintah, beragam keluhan masyarakat Pulau Tunda, mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi disampaikan kepada pemerintah untuk diberikan solusinya,” ungkap Dewi.
“Dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan dapat membangun kepedulian bersama terhadap lingkungan terutama laut dan wilayah pesisir serta potensi Pulau Tunda sebagai pulau pariwisata dapat lebih dikenal dan diminati oleh khalayak luas,” tambahnya. (dwi)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul World Clean Up Day, YIMM Edukasi Masyarakat Pulau Tunda, https://wartakota.tribunnews.com/2019/10/01/world-clean-up-day-yimm-edukasi-masyarakat-pulau-tunda?page=2.
Penulis: Dwi Rizki
Editor: Hertanto Soebijoto