Pentingnya Menggelorakan Spirit Berbagi Makanan dan Vitamin Untuk Anak di Masa Darurat Covid 19
Oleh: Ratih Puspita[1]
Anak adalah salah satu kelompok yang rentan terpapar Covid 19. Apalagi saat ini virus Corona terus bermutasi, ada varian Delta, varian Gamma, varian Alpha dan varian mutasi lainnya. Situasi ini tentu mengancam kesehatan dan keselamatan anak sehingga memerlukan uluran tangan kita semua termasuk organisasi masyarakat sipil untuk membantu.
Bagaimana Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM), selaku organisasi masyarakat sipil, berkontribusi menjawab masalah kerentanan anak dimasa Pandemi Covid 19?
Tulisan ini akan memberikan narasi bagaimana program-program inspirasi YIIM mencoba membangun cetak biru (blue print) pemberian bantuan makanan dan gizi untuk menjaga ketahanan anak.
Covid 19 Belum Terkendali
Sejak awal bulan Maret 2020 Covid 19 resmi masuk Indonesia, pemerintah telah melakukan beragam upaya untuk melakukan pengendalian dan penanganan virus ini. Hingga saat ini (Juli 2021) terhitung sudah satu setengah tahun, Indonesia terus berjuang menghadapi masa krisis ini.
Kehadiran pandemi ini membawa banyak dampak bagi kesehatan dan juga bagi ekonomi Indonesia secara menyeluruh. Virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia. Tercatat, hingga tanggal 10 Juli 2021, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 35.094. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 2.491.006 orang (Kompas.com).
Semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang terinfeksi virus corona, membuat pemerintah pusat mengambil tindakan dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wiayah Jawa-Bali dari tanggal 3 sampai tanggal 20 Juli 2021. Selama PPKM Darurat, berbagai sektor akan diperketat dan dengan protokol kesehatan lebih ketat, seperti kegiatan tempat kerja mengatur 100 persen work from home (WFH) untuk sektor non esensial dan sektor esensial diberlakukan 50 persen. Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring dan kegiatan pusat perbelanjaan ditutup.
Hal tersebut tentunya sangat berdampak bagi perekonomian Indonesia seperti aktivitas dan mobilitas yang terbatas. Daya beli masyarakat yang terus menurun, hingga rupiah yang melemah dan mempengaruhi sektor-sektor lain. Hal ini secara makro telah memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian masyarakat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan nilai ekonomi nasional yang hilang akibat pandemi Covid-19 tahun 2020 mencapai Rp 1.356 triliun atau 8,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) (Tempo.co).
Selain kerugian bagi perekonomian negara tentunya dampak virus corona sangat dirasakan oleh masyarakat kecil menengah. Seperti masyarakat yang memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), akibat pandemi pemasukan menjadi menurun hingga harus tutup usaha. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran tembus 8,75 juta orang pada Februari 2021 (inews.id). Banyaknya pekerja yang dirumahkan maupun mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal tersebut tentunya semakin banyak yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tidak mampu mencukupi kecukupan gizi keluarganya.
Rawan Gizi di Masa Sulit
Saat ini masyarakat tengah dihadapkan pada pandemi Covid-19 yang masih terus berkepanjangan. Angga Dwi Martha, spesialis kebijakan sosial United Nations Children’s Fund (UNICEF) Indonesia, mengungkapkan meskipun dampak virus corona terhadap anak-anak secara kesehatan tidak besar, tetapi anak-anak juga menanggung dampak sosial dan ekonomi.
Anak-anak, khususnya yang berasal dari keluarga pekerja sektor informal, merasakan langsung dampak turunnya pendapatan keluarga akibat pandemi corona dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan untuk mengurangi kegiatan, seperti yang ada dalam PPKM Darurat (voaindonesia.com).
Menurut Dr. Ramayulis, DCN, M.Kes, Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia, menjelaskan keluarga dan anak-anak yang jatuh miskin dalam waktu singkat akan mengalami dampak berat dalam hal keamanan pangan rumah tangga dan keterbatasan terkait akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan makanan sehat (webinar YIIM, 2020).
Ancaman serius lain yang tidak kalah membahayakan jangka panjang adalah menurunnya kualitas sumber daya manusia akibat banyaknya anak yang mengalami kurang gizi.
Permasalahan dan pemenuhan gizi anak yang cukup dan seimbang sudah menjadi masalah yang serius di Indonesia. Konsumsi kalori anak-anak di Indonesia masih cukup rendah, sekitar 9,87 persen anak usia nol hingga 17 tahun mengonsumsi kalori kurang dari 1.400 kilo kalori (Republika.co.id). Pemenuhan gizi yang tidak baik dan seimbang kepada anak menyebabkan sejumlah permasalahan kesehatan anak, di antaranya stunting, kekurangan zat besi atau anemia, kurang energi kronis, dan kegemukan atau obesitas.
Kontribusi YIIM Membantu Kesehatan dan Gizi Anak
Persoalan gizi dan pemenuhan hak gizi serta kesehatan untuk anak dan balita adalah bagian tidak terpisahkan dari tema besar Hak Asasi Mansusia (HAM) secara khusus terkait dengan hak atas kesehatan sebagaimana tergambar dalam spirit Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) 10 Desember 1948, khususnya dalam pasal 25 Angka 2 yang mengatur tentang pemenuhan hak atas kesehatan.
Duham sebagai salah satu dokumen tertua yang mengatur tentang hak asasi manusia, telah memberikan landasan bagi umat manusia untuk memastikan bahwa hak kesehatan adalah hak yang fundamental dan dalam pemenuhannya dapat melibatkan multi sektor dan multi stake holder.
Untuk mendukung dan memastikan pemenuhan hak atas kesehatan khususnya di masa pandemi Covid 19, penting untuk segenap komponen bangsa bahu-membahu membantu negara memastikan agar anak-anak yang rentan di masa pandemi mendapat bantuan khususnya bantuan pangan dan gizi untuk menjaga imunitas di masa Pandemi.
Yayasan Inspirasi Indonesia Membanguan (YIIM) sebagai organisasi masyarakat sipil, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Hak Asasi Manusia Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM khususnya Pasal 100 memberikan keabsahan bagi organisasi masyarakat sipil untuk memajukan hak asasi manusia di Indonesia. Secara khusus dalam hal ini bahu membahu membantu negara dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan untuk anak terdampak Covid 19.
YIIM adalah Lembaga nirlaba yang mengemban amanah untuk menghimpun, mengelola dan mendayahgunakan dana sosial dan didedikasikan untuk membangun kemandirian masyarakat dengan inspirasi kepedulian, toleransi dan nilai-nilai ekonomi.
YIIM memiliki berbagai macam program unggulan, salah satunya program sosial kemanusiaan. Pada tahun 2019, YIIM didukung oleh donatur utamanya PT Insight Investments Management mengadakan program pencegahan dan penangan stunting. Program tersebut dilakukan untuk menciptakan generasi masa depan yang sehat dan kuat.
Mengingat persoalan gizi buruk dan pencegahan stunting adalah persoalan yang kompleks (multidimensi), maka dalam menyentuh persoalan tersebut haruslah melibatkan multi aktor, dimana negara bekerjasama dengan aktor non-negara salah satunya adalah organisasi masyarakat sipil.
Sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil di Indonesia, YIIM memiliki kepeduliaan terhadap isu ini karena stunting dan gizi buruk sudah menjadi isu yang sangat serius dan YIIM menyadari bahwa tanggung jawab memerangi stunting dan gizi buruk tidak hanya menjadi beban pemerintah, namun kita semua sebagai komponen bangsa.
Sebenarnya masalah gizi buruk atau juga disebut stunting adalah persoalan yang sudah cukup lama menjadi pekerjaan rumah di Indonesia. Spirit penanggulangan gizi buruk dan stunting ini juga tercermin dalam kebijakan pemerintah, dimana pemerintah dalam regulasi yang mengatur tentang perlindungan anak sudah lebih tegas memberikan perlindungan hak untuk hidup, hak atas kesehatan, hak untuk bertumbuh kembang. Hal ini sebagaimana dimandatkan dalam Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menyebutkan:
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.“
Masalah stunting adalah persoalan yang cukup kompleks, oleh karena itu memerlukan kerjasama dari berbagai kalangan termasuk masyarakat sipil sehingga meringankan beban negara untuk menyelesaikan persoalan ini, selain itu kerjasama lintas sektor juga dapat memperluas jangkauan pencegahan dan pengurangan angka gizi buruk dan stunting di Indonesia.
Hal ini mengingat pemberantasan stunting adalah merupakan program prioritas pemerintah, hal ini sebagaimana tersirat dan tersurat dalam UndangUndang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Kemudian pemerintah juga telah menelorkan beberapa kebijakan, misalkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 yang mengatur mengenai Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Peta Jalan Percepatan Perbaikan Gizi terdiri atas empat komponen utama yang meliputi advokasi, penguatan lintas sektor, pengembangan program spesifik dan sensitif, serta pengembangan pangkalan data.
Sebagai salah satu elemen bangsa dan komponen organisasi masyarakat sipil, YIIM akan membantu masyarakat Indonesia memahami dan bisa mendeteksi dini perkembangan gizi anaknya dari rumah masing-masing demi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Selain itu juga pentingnya meningkatkan kesehatan khususnya kesehatan gizi anak demi membangun perekonomian bangsa.
YIIM bekerjasama dengan PT Insight Investments Management kemudian berkolaborasi dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Kebayoran Baru untuk program gizi bagi 5.176 balita.
Selain itu pemberian bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), peralatan pengecekan kesehatan, dan 93 keranjang timbang balita. Kemudian juga bantuan penyelenggaraan Pos Gizi di 5 Posyandu.
Selama masa Pandemi Covid-19, YIIM terus mendukung salah satu proyek prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di bidang kesehatan yaitu percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan fokus penurunan stunting. Pada awal pandemi Covid-19 di tahun 2020, YIIM mengadakan webinar dengan tema Memelihara Kesehatan dan Asupan Gizi Anak Di Masa Pandemi Covid-19. Webinar tersebut sebagai upaya mengedukasi masyarakat untuk mengetahui pentingnya memelihara gizi khususnya untuk anak-anak ditengah pandemi Covid-19.
Dalam rangka bakti sosial kepada masyarakat serta penanggulangan Covid-19 dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) terutama SDGs no 3 tentang kesehatan yaitu menjamin hidup yang sehat dan meningkatkan kesehatan/kesejahteraan pada semua usia.
YIIM melalui donasi dari Divisi Pengabdian Masyarakat BEM Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanegara (UNTAR), telah memberikan 80 paket makanan sehat dan vitamin untuk anak-anak dengan latar belakang dari keluarga pra sejahtera hingga anak penyandang disabilitas. Pada tanggal 4 Juni 2021, bantuan diberikan untuk 30 orang yang merupakan anak-anak nelayan pesisir di pemukiman kampung baru nelayan di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Pada tanggal 18 Juni 2021, YIIM kembali memberikan bantuan tahap kedua. Sebanyak 25 paket makanan sehat dan vitamin bagi anak-anak kurang beruntung dan anak-anak jalanan di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada tahap ketiga, tanggal 9 Juli 2021 YIIM berkesempatan memberikan bantuan 25 paket makanan sehat dan vitamin kepada anak-anak dan keluarga penyandang disabilitas binaan Yayasan Difabel Mandiri Indonesia (YDMI).
Melalui kegiatan sosial tersebut, Masyarakat diharapkan semakin terbuka dengan dampak tersebut. Kegiatan ini diharapkan akan menstimulus ketertarikan masyarakat untuk mencari tahu lebih dalam mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang pada anak. Sehingga dapat diaplikasikan bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik, terutama di tengah kondisi pandemi COVID-19.
YIIM sebagai lembaga non-profit juga terbuka terhadap kerjasama dengan berbagai pihak yang ingin mendukung atau memberikan donasi dalam bentuk apapun.**
[1] Penulis adalah Penggiat Sosial yang aktif sebagai anggota staf dari Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM)