Buat teman-teman yang penasaran pengen nyobain masakan dari Ibu Sainah, bisa langsung mampir aja ke “Bengkel Perut Ibu Iin” yang beralamat di jalan Dwi Warna Ujung gang I No. 9 Rt 007/ Rw 08. Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat dengan nomor WhatsApp 087735560540.
Ibu Sainah (52), seorang mantan warga binaan pemasyarakatan yang telah menyelesaikan masa wajib lapor di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Jakarta Pusat, awalnya ia kebingungan ketika baru selesai menjalani masa pembinaan di BAPAS, kondisi ini mengharuskan Sainah mencari kompetensi dan keahlian baru untuk dapat mempertahankan kehidupannya selepas menjalani masa hukuman dan pembinaan.
Beruntung, ia mendapatkan informasi mengenai program pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) mengenai pelatihan barista, kuliner dan hidroponik dari salah satu Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang ia kenal sewaktu mejalani pembinaan sebagai klien pemasyarakatan. Sainah memutuskan untuk mengikuti program kuliner karena ia sudah memiliki pengetahuan dasar dalam memasak. Ia pun beruntung terpilih menjadi salah satu peserta pelatihan dan mendapatkan alat bantuan usaha.
Program yang dijalankan oleh YIIM bekerja sama dengan PT Pertamina Training and Consulting (PTC) telah melahirkan banyak wirausahawan baru di dunia kuliner. Hal ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 1 yaitu Menghapus Kemiskinan, di mana YIIM dan PTC berkomitmen untuk terus mendampingi dan mendorong para alumni pelatihan untuk dapat menjadi mandiri dengan merintis dan mengembangkan usaha mereka.
Tak terkecuali Sainah, melalui bantuan yang diberikan oleh YIIM dan PTC berupa mesin freezer dan alat memasak lainnya mendorong Sainah untuk membuka usaha frozen food “Bengkel Perut Ibu Iin”. Usaha Sainah berjualan ayam goreng dan berbagai macam paketan nasi dan ikan goreng di rumahnya membawa keuntungan sebesar Rp50.000 (lima puluh ribu rupiah) hingga Rp100.000 (seratus ribu rupiah) dalam sehari. Selain berdagang langsung dari rumah, Sainah juga memperluas jangkauan usahanya dengan membuka toko secara online melalui aplikasi GoFood dan GrabFood. Usaha yang dijalankannya menjadi bukti nyata dari manfaat pelatihan kuliner yang pernah ia ikuti.
Ketika ditanya apa yang membuat Sainah terus maju, ia menyampaikan, “Adanya YIIM dan program kuliner ini sangat berkesan bagi saya yang baru pulang dari penjara, di mana saya harus mengulang semua dari nol lagi. Tidak punya keahlian dan pegangan, pelatihan ini membuka pikiran saya untuk bisa berdagang.”
Dukungan YIIM dan PTC akan terus berlanjut untuk mengurangi angka kemiskinan dan mempercepat tujuan dari SDGs. Harapannya, melalui program pelatihan YIIM yang didukung PTC akan terus melahirkan wirausaha baru seperti Sainah demi kemajuan ekonomi Indonesia.
Salam Inspirasi