Project Description

Press Release Webinar: Lagi Corona Anak Muda Bisa Apa?

Publised 6 Oktober 2020

Pada hari Sabtu, 26 September 2020, Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) bekerjasama dengan mitra utama PT. Insight Investment Management mengadakan acara YIIM Live Instagram dengan topik ‘Diskusi Inspiratif #1: Lagi Corona, Anak Muda Bisa Apa?’

Diskusi Live Instagram kali ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Manik Marganamahendra (@marganamahendra, Caretaker @tatamuda, Ketua BEM UI 2019), Billy Yanuar Fadila (@billyyanuarfadila17, Wakil ketua HIMA BTP-D3 Politeknik LPP 2019/2020, Anggota DKC Pramuka Banyuwangi), dan Madeline Elizabeth (@madeline_1211, Ambassador UPH Medan 2020, Coordinator Public Speaking Club UPH Medan 2020/2021).

Diskusi dibuka dengan perkenalan dari masing-masing pembicara yang berdomisili di tiga daerah berbeda, Madeline (Medi) dari Medan, Manik dari Jakarta, dan Billy dari Banyuwangi. Ketiga pembicara menuturkan bahwa selama pandemi, mereka banyak menghabiskan waktu untuk berkuliah daring dan berkegiatan komunitas atau organisasi. Melalui kegiatan Ambassador UPH Medan, Medi bergerak untuk menjadi influencer menjadi anak-anak muda di Indonesia melaui sosial media. Billy pun sedang aktif menjadi wakil ketua di organisasi kampusnya, aktif sebagai pengurus pramuka di Banyuwangi, dan remaja masjid di desanya. Manik sendiri saat ini sedang aktif mengurus @tatamuda, sebuah komunitas inisiatif yang bergerak di bidang pemberdayaan anak muda. 

Ketiga pembicara sadar bahwa banyak sekali sektor yang terkena dampak Covid-19, baik kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik. Meski begitu, mereka percaya bahwa pandemi dapat dilewati jika kita semua gotong royong dan kolaboratif. Manik melihat bahwa kolektivitas rakyat adalah kunci melewati pandemi

“Sangat penting bagi masyarakat untuk menghidupkan kembali kata “gotong royong” sebagai semangat solidaritas bangsa Indonesia. Less competition, more collaboration,” tutur Manik.

Medi melihat bahwa saat ini sudah mulai banyak anak muda yang kembali aktif merangkul dan membangun satu sama lain dengan berbagai inovasi kegiatan daring. “Pandemi tidak boleh menghalangi semangat kemanusiaan untuk tetap maju dan menjadi lebih baik lagi. Justru, pandemi adalah waktu yang tepat untuk kita merefleksikan kembali kehidupan,” tutur Medi saat menjelaskan pandangannya terhadap pandemi.

Billy juga melihat bahwa pandemi bukanlah penghambat, melainkan tantangan yang harus, dan bisa, kita hadapi bersama sebagai sebuah bangsa. Billy juga menyadari adanya penyebaran Covid-19 di pedesaan yang dipengaruhi oleh rendahnya akses informasi dan edukasi. Hal ini memengaruhi rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat akan Covid-19. Namun, hal ini juga terjadi di kota. Meski laju informasi mengalir cepat di perkotaan, masih banyak masyarakat yang tidak mempedulikan protokol kesehatan.

memberi edukasi dan sarana protokol kesehatan agar desa Billy terhindar dari Covid-19. Medi pun menyediakan banyak kegiatan yang dapat diikuti orang-orang dari rumah, seperti olahraga virtual di organisasinya. 

Perwakilan YIIM yang menjadi moderator dalam diskusi, Mia Rosmiati, menyimpulkan, “Ada banyak kegiatan positif yang anak muda bisa lakukan untuk menjadikan waktu pandemi lebih bermakna. Hal kecil yang kita lakukan saat ini bisa menjadi hal besar. Kita harus tetap berupaya agar masyarakat semakin peduli dengan pandemi dan menekan angka penyebaran. Pandemi bisa dilewati jika masyarakat berkolaborasi, gotong royong, meningkatkan kesadaran, dan peduli akan sesama.”

Pada akhirnya, ketiga pembicara percaya bahwa setiap orang harus berusaha memulai dari dirinya sendiri, sebelum berusaha mencontohkan ke orang lain. Diskusi diakhiri dengan pesan penutup dari para pembicara. Rekaman webinar ini dapat disaksikan di Channel Youtube Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun pada tautan https://www.youtube.com/watch?v=0th60moVG-U. Informasi mengenai kegiatan YIIM Webinar Series berikutnya dapat dipantau di Instagram @yiim.official.

Salam Inspirasi!

Salah satu cara terbaik untuk bisa melewati Covid-19 adalah dengan gotong royong dan keterbukaan, baik dari pemerintah kepada rakyat, dan rakyat kepada pemerintah. Sebagai generasi muda, ketiga pembicara berharap kedepannya pemerintah dan masyarakat dapat bekerjasama, berkoordinasi, dan berkomunikasi, agar pandemi dapat terlewati dengan lebih lancar dan aman. 

“Kita harus berkolaborasi, jangan saling menyalahkan. Kita boleh mengkritik, tapi juga harus memberi solusi. Untuk anak muda; teruslah berproses, agar kita selalu berprogres. Pandemi bukan halangan, tapi tantangan. Seperti saat kita membuat sebuah kegiatan, pasti kita membuat banyak plan A, plan B… Saatnya kita menerapkan hal itu di sekarang,” tutur Billy.

Ketiga pembicara berusaha menjadi contoh di kelompok, komunitas, kampus, desa, dan lingkungannya, seperti Billy yang mempelopori protokol kesehatan untuk masjid di desanya, meski tidak sedikit masyarakat setempat yang menolak, namun Billy bersama remaja masjid tetap berupaya

“Kita harus berkolaborasi, jangan saling menyalahkan. Kita boleh mengkritik, tapi juga harus memberi solusi. Untuk anak muda; teruslah berproses, agar kita selalu berprogres. Pandemi bukan halangan, tapi tantangan. Seperti saat kita membuat sebuah kegiatan, pasti kita membuat banyak plan A, plan B… Saatnya kita menerapkan hal itu di sekarang,” tutur Billy.