Project Description

Yayasan Inspirasi Indonesia Berdayakan Masyarakat Miskin dan Warga Binaan untuk usaha Mie Ayam Tanggal 27 Februari 2020

Publised 28 Februari2020

Pada tanggal 27 Februari 2020, Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) bekerjasama dengan Titan  Baking Toko Kue yang berlokasi di Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, melaksanakan pelatihan kewirausahaan dibidang Mie Ayam. Acara ini juga didukung oleh dana CSR dari PT. Insight Investment Management, sebuah perusahaan investasi yang memiliki kepedulian dibidang sosial dan kemanusiaan di Indonesia.

Acara ini merupakan program pelatihan baking (memasak) batch 1 untuk tahun 2020 yang rencananya akan dilaksanakan 4 kali sepanjang tahun 2020. Pada tahun-tahun sebelumnya, pelatihan memasak dibuat beragam dari membuat kue kering hingga snack basah yang bisa dijual, sehingga sampai saat ini alumni pelatihan memasak yang dilaksanakan YIIM sejak tahun 2016 sudah banyak yang berwirausaha mandiri membuat dan menjual aneka kue dan makanan.

Untuk batch I tahun 2020, diikuti oleh 12 orang dengan beragam latar belakang diantaranya warga binaan (pemasyarakatan) Balai Pemasyarakatan Jakarta Pusat I, pengangguran, pekerja serabutan, ibu rumah tangga dan kelompok miskin kota. 

Dewi Astari, sekretaris YIIM dalam sambutan pembukaan pelatihan menyampaikan “YIIM meyakini bahwa melalui pelatihan-pelatihan keterampilan yang diadakan dapat mewujudkan masyarakat yang punya daya kreatif, inovatif, mandiri dan punya etos kerja yang tinggi serta mampu melahirkan wirausaha yang unggul. 

Dewi menambahkan “YIIM berkomitmen untuk mendampingi dan mengantarkan kelompok masyarakat miskin menjadi masyarakat berdaya saing berbasis sumberdaya lokal”.

Setelah sambutan selesai disampaikan, acara pelatihan dimulai dengan pengenalan dan pemberian teori pembuatan mie ayam dan pangsit yang disampaikan oleh instruktur dari Titan Baking Cikajang, ibu Eka Arei. 

Dalam pelatihan kali ini, para peserta juga diberikan resep pembuatan mie dan pangsit bebas borak dan pengawet, hingga cara mengolah mie tersebut menjadi mie ayam dengan menggunakan bahan-bahan yang sehat tanpa menggunakan bahan pengawet. 

Setelah teori dan contoh pembuatan selesai disampaikan, instruktur membagi peserta menjadi 3 grup untuk mempraktikan teori dan cara-cara memasak yang sudah diajarkan sebelumnya oleh instruktur secara berkelompok. 

Selama proses mengolah tepung terigu, penghalusan adonan hingga pencetakan pangsit dan pengolahan mie ayam, proses tersebut dilakukan dengan pendampingan dari instruktur dan tim pelatih Titan Baking.

 Dalam sesi praktik tersebut, juga dilakukannya sesi tanya jawab seputar strategi serta bahan-bahan alternatif yang dapat digunakan peserta dalam membuat variasi menu mie ayam sehingga dapat memiliki daya saing di pasaran.

Salah satu peserta yang bernama Noviyanti, dari warga binaan Balai Pemasyarakatan Jakarta Pusat, menyampaikan harapannya mengikuti pelatihan. Novi mengatakan “Saya bersyukur dapat ikut pelatihan ini, karena saya ingin kembali ke tengah masyarakat dengan berbekal ketrampilan sehingga saya bisa mandiri.”

Novi menambahkan “saya berharap setelah ini bisa menjadi penjual mie ayam di masyarakat dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.”

Sementara itu, peserta lainnya, Sri Wahyuni, selaku ibu rumah tangga menghidupi dua anak, menyatakan “Pelatihan membuat mie ini sangat bermanfaat bagi saya selaku ibu rumah tangga yang tidak bekerja, karena saya punya masalah kesehatan. Namun saya tetap harus menanggung kebutuhan 2 anak yang harus dibiayai. 

Wahyuni menambahkan “saya berharap setelah mengikuti pelatihan ini mampu membuka usaha mie ayam untuk membiayai kebutuhan sehari-hari anak-anak saya.”

Pelatihan memasak ini merupakan program unggulan yang rutin diselenggarakan YIIM demi menginspirasi masyarakat untuk menjadi masyarakat yang mandiri, kreatif dan produktif serta menjadi suatu gerakan ekonomi yang mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) antara lain dalam hal pengentasan kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

 Salam inspirasi!

Salah satu peserta yang bernama Noviyanti, dari warga binaan Balai Pemasyarakatan Jakarta Pusat, menyampaikan harapannya mengikuti pelatihan. Novi mengatakan “Saya bersyukur dapat ikut pelatihan ini, karena saya ingin kembali ke tengah masyarakat dengan berbekal ketrampilan sehingga saya bisa mandiri.”